Wednesday, May 25, 2011

Bank RI Bakal Dapat Rating Berdasarkan Risiko Fraud

Rabu, 25/05/2011 11:46 WIB

Herdaru Purnomo - detikFinance


Foto: dok.detikFinance
Jakarta - Organisasi yang bernaung meminimalkan risiko fraud (pembobolan) di Kawasan Asia, Asia Anti Fraud (AAF) akan membuat rating khusus tingkat fraud di industri perbankan Indonesia. Hal ini dilakukan terkait maraknya kasus pembobolan di industri perbankan belakangan ini.

Founder and Chairman AAF Kusuma Chandra mengungkapkan fraud rating tersebut akan mengukur seberapa besar tingkat potensi fraud di tiap-tiap bank.

"Hal ini akan memudahkan masyarakat dalam memilih bank yang benar-benar kredibel. Kita akan menerapkan fraud rating di perbankan Indonesia," ujar Kusuma dalam Seminar bertajuk Banking Leadership and Bank Fraud in Asia di Grand Indonesia Kempinski, Sudirman, Jakarta, Rabu (25/5/2011).

Dikatakan Kusuma, fraud rating ini juga akan mengukur tingkat kepercayaan nasabah terhadap suatu bank. AAF, sambung Kusuma, juga akan menerapkan pelatihan khusus kepada industri perbankan guna mengantisipasi terjadinya fraud.

"Pelatihan ini sudah akan kita mulai bulan Agustus 2011 ini," jelasnya.

Salah satu yang akan diterapkan di industri perbankan guna meminimalisir fraud, Kusuma menyarankan teknologi berupa computer security forensic.

"Kita mengajak pakar dan perbankan untuk membicarakan IT security ini. Kita akan membuka membership kepada perbankan untuk bisa berdiskusi mengenai hal ini, agar tidak ada yang slelau dirugikan," terangnya.

Di tempat yang sama, Bankir Senior Aswin Wirjadi mengungkapkan banyaknya fraud yang terjadi di perbankan adalah kebanyakan dari pegawai yang 'dianakemaskan'.

Pegawai ini, sambungnya justru bekerja sangat rajin dan tidak pernah ambil cuti.

"Cuti wajib hukumnya, nah pegawai yang rajin dan kadang merupakan anak mas yang tidak pernah cuti justru perlu diwaspadai," kata Mantan Wadirut BCA ini.

Aswin mengatakan fraud di perbankan ini memang tidak akan bisa dihilangkan, tapi bisa di minimalisir.

Dijelaskan Aswin, untuk meminimalisir fraud ini bank harus ikut serta dalam memberikan didikan dan edukasi kepada nasabah.

"Selain itu, untuk mencegah fraud ini rotasi adalah suatu hal yang wajib di perbankan. Rotasi pemimpin cabang juga perlu, jika kepala cabang sudah 4 sampai 6 tahun tidak dirotasi ini sudah tanda tanda," Katanya

Aswin juga mengatakan meminimalisir fraud dilakukan juga bisa dengan mempercanggih IT.

(dru/dnl)

No comments: